Sesungguhnya di dalam Al-Qur'an terdapat suatu surat berisikan tiga puluh ayat dapat memberi syafaat bagi pembacanya hingga ia mendapat ampunan, yaitu Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku (surat Al-Mulk). Arba'ah telah meriwayatkan hadis ini melalui Syu'bah dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan.

Surat Al-Mulk - Surah Al-Mulk adalah surat Al-Quran yang ke 67 berjumlah 30 ayat, termasuk kedalam surat dan diturunkan di kota Mekkah, Al-Mulk artinya adalah "Kerajaan".Berikut adalah Surat Arab,Latin, Terjemahan,Tafsir, Mp3 beserta Tajwid Warna-Warninya تَبَـٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ Tabārakallażī biyadihil-mulku wa huwa 'alā kulli syai`ing qadīr Mahasuci Allah yang menguasai segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٲةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً‌ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ Allażī khalaqal-mauta wal-ḥayāta liyabluwakum ayyukum aḥsanu 'amalā, wa huwal-'azīzul-gafụr Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun. ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَـٰوَٲتٍ طِبَاقًا‌ۖ مَّا تَرَىٰ فِى خَلْقِ ٱلرَّحْمَـٰنِ مِن تَفَـٰوُتٍ‌ۖ فَٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ Allażī khalaqa sab'a samāwātin ṭibāqā, mā tarā fī khalqir-raḥmāni min tafāwut, farji'il-baṣara hal tarā min fuṭụr Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat? ثُمَّ ٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنقَلِبْ إِلَيْكَ ٱلْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ ṡummarji'il-baṣara karrataini yangqalib ilaikal-baṣaru khāsi`aw wa huwa ḥasīr Kemudian ulangi pandanganmu sekali lagi dan sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia pandanganmu dalam keadaan letih. وَلَقَدْ زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِمَصَـٰبِيحَ وَجَعَلْنَـٰهَا رُجُومًا لِّلشَّيَـٰطِينِ‌ۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ ٱلسَّعِيرِ Wa laqad zayyannas-samā`ad-dun-yā bimaṣābīḥa wa ja'alnāhā rujụmal lisy-syayāṭīni wa a'tadnā lahum 'ażābas-sa'īr Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya bintang-bintang itu sebagai alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala. وَلِلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ‌ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ Wa lillażīna kafarụ birabbihim 'ażābu jahannam, wa bi`sal-maṣīr Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya akan mendapat azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. إِذَآ أُلْقُواْ فِيهَا سَمِعُواْ لَهَا شَهِيقًا وَهِىَ تَفُورُ Iżā ulqụ fīhā sami'ụ lahā syahīqaw wa hiya tafụr Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu membara, تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ ٱلْغَيْظِ‌ۖ كُلَّمَآ أُلْقِىَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَآ أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ Takādu tamayyazu minal-gaīẓ, kullamā ulqiya fīhā faujun sa`alahum khazanatuhā a lam ya`tikum nażīr hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan orang-orang kafir dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga neraka itu bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu di dunia?” قَالُواْ بَلَىٰ قَدْ جَآءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ ٱللَّهُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِى ضَلَـٰلٍ كَبِيرٍ Qālụ balā qad jā`anā nażīrun fa każżabnā wa qulnā mā nazzalallāhu min syai`in in antum illā fī ḍalāling kabīr Mereka menjawab, “Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakannya dan kami katakan, “Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar.” وَقَالُواْ لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصْحَـٰبِ ٱلسَّعِيرِ Wa qālụ lau kunnā nasma'u au na'qilu mā kunnā fī aṣ-ḥābis-sa'īr Dan mereka berkata, “Sekiranya dahulu kami mendengarkan atau memikirkan peringatan itu tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.” فَٱعْتَرَفُواْ بِذَنۢبِهِمْ فَسُحْقًا لِّأَصْحَـٰبِ ٱلسَّعِيرِ Fa'tarafụ biżambihim, fa suḥqal li`aṣ-ḥābis-sa'īr Maka mereka mengakui dosanya. Tetapi jauhlah dari rahmat Allah bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu. إِنَّ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِٱلْغَيْبِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ Innallażīna yakhsyauna rabbahum bil-gaibi lahum magfiratuw wa ajrung kabīr Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar. وَأَسِرُّواْ قَوْلَكُمْ أَوِ ٱجْهَرُواْ بِهِۦٓ‌ۖ إِنَّهُۥ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ Wa asirrụ qaulakum awij-harụ bih, innahụ 'alīmum biżātiṣ-ṣudụr Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati. أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ Alā ya'lamu man khalaq, wa huwal-laṭīful-khabīr Apakah pantas Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ ذَلُولاً فَٱمْشُواْ فِى مَنَاكِبِهَا وَكُلُواْ مِن رِّزْقِهِۦ‌ۖ وَإِلَيْهِ ٱلنُّشُورُ Huwallażī ja'ala lakumul-arḍa żalụlan famsyụ fī manākibihā wa kulụ mir rizqih, wa ilaihin-nusyụr Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu kembali setelah dibangkitkan. ءَأَمِنتُم مَّن فِى ٱلسَّمَآءِ أَن يَخْسِفَ بِكُمُ ٱلْأَرْضَ فَإِذَا هِىَ تَمُورُ A amintum man fis-samā`i ay yakhsifa bikumul-arḍa fa iżā hiya tamụr Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang? أَمْ أَمِنتُم مَّن فِى ٱلسَّمَآءِ أَن يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا‌ۖ فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ Am amintum man fis-samā`i ay yursila 'alaikum ḥāṣibā, fa sata'lamụna kaifa nażīr Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengetahui bagaimana akibat mendustakan peringatan-Ku. وَلَقَدْ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ Wa laqad każżaballażīna ming qablihim fa kaifa kāna nakīr Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan rasul-rasul-Nya. Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku! أَوَلَمْ يَرَوْاْ إِلَى ٱلطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَـٰٓفَّـٰتٍ وَيَقْبِضْنَ‌ۚ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا ٱلرَّحْمَـٰنُ‌ۚ إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَىْءِۭ بَصِيرٌ A wa lam yarau ilaṭ-ṭairi fauqahum ṣāffātiw wa yaqbiḍn, mā yumsikuhunna illar-raḥmān, innahụ bikulli syai`im baṣīr Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya di udara selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu. أَمَّنْ هَـٰذَا ٱلَّذِى هُوَ جُندٌ لَّكُمْ يَنصُرُكُم مِّن دُونِ ٱلرَّحْمَـٰنِ‌ۚ إِنِ ٱلْكَـٰفِرُونَ إِلَّا فِى غُرُورٍ Am man hāżallażī huwa jundul lakum yanṣurukum min dụnir-raḥmān, inil-kāfirụna illā fī gurụr Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat membelamu selain Allah Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu hanyalah dalam keadaan tertipu. أَمَّنْ هَـٰذَا ٱلَّذِى يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُۥ‌ۚ بَل لَّجُّواْ فِى عُتُوٍّ وَنُفُورٍ Am man hāżallażī yarzuqukum in amsaka rizqah, bal lajjụ fī 'utuwwiw wa nufụr Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri dari kebenaran. أَفَمَن يَمْشِى مُكِبًّا عَلَىٰ وَجْهِهِۦٓ أَهْدَىٰٓ أَمَّن يَمْشِى سَوِيًّا عَلَىٰ صِرَٲطٍ مُّسْتَقِيمٍ A fa may yamsyī mukibban 'alā waj-hihī ahdā am may yamsyī sawiyyan 'alā ṣirāṭim mustaqīm Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin dalam kebenaran ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? قُلْ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَـٰرَ وَٱلْأَفْــِٔدَةَ‌ۖ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ Qul huwallażī ansya`akum wa ja'ala lakumus-sam'a wal-abṣāra wal-af`idah, qalīlam mā tasykurụn Katakanlah, “Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.” قُلْ هُوَ ٱلَّذِى ذَرَأَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ Qul huwallażī żara`akum fil-arḍi wa ilaihi tuḥsyarụn Katakanlah, “Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan.” وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ Wa yaqụlụna matā hāżal-wa'du ing kuntum ṣādiqīn Dan mereka berkata, “Kapan datangnya ancaman itu jika kamu orang yang benar?” قُلْ إِنَّمَا ٱلْعِلْمُ عِندَ ٱللَّهِ وَإِنَّمَآ أَنَا۟ نَذِيرٌ مُّبِينٌ Qul innamal-'ilmu 'indallāhi wa innamā ana nażīrum mubīn Katakanlah Muhammad, “Sesungguhnya ilmu tentang hari Kiamat itu hanya ada pada Allah. Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.” فَلَمَّا رَأَوْهُ زُلْفَةً سِيٓــَٔتْ وُجُوهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَقِيلَ هَـٰذَا ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تَدَّعُونَ Fa lammā ra`auhu zulfatan sī`at wujụhullażīna kafarụ wa qīla hāżallażī kuntum bihī tadda'ụn Maka ketika mereka melihat azab pada hari Kiamat sudah dekat, wajah orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan kepada mereka, “Inilah azab yang dahulunya kamu minta.” قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ أَهْلَكَنِىَ ٱللَّهُ وَمَن مَّعِىَ أَوْ رَحِمَنَا فَمَن يُجِيرُ ٱلْكَـٰفِرِينَ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ Qul ara`aitum in ahlakaniyallāhu wa mam ma'iya au raḥimanā fa may yujīrul-kāfirīna min 'ażābin alīm Katakanlah Muhammad, “Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami, maka kami akan masuk surga, lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?” قُلْ هُوَ ٱلرَّحْمَـٰنُ ءَامَنَّا بِهِۦ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا‌ۖ فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ فِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ Qul huwar-raḥmānu āmannā bihī wa 'alaihi tawakkalnā, fa sata'lamụna man huwa fī ḍalālim mubīn Katakanlah, “Dialah Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya kami bertawakal. Maka kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata.” قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَآؤُكُمْ غَوْرًا فَمَن يَأْتِيكُم بِمَآءٍ مَّعِينِۭ Qul ara`aitum in aṣbaḥa mā`ukum gauran fa may ya`tīkum bimā`im ma'īn Katakanlah Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?”

Serba serbi muslim Hukum Tajwid Surat Al Mulk Ayat 1-3 Lengkap Maknanya tentang Kuasa Allah Ta'ala di Langit dan Bumi Intan Afika Nuur Aziizah , Jurnalis · Senin 29 Agustus 2022 09:13 WIB Ilustrasi hukum tajwid Surat Al Mulk Ayat 1-3. (Foto: Shutterstock) A A A HUKUM tajwid Surat Al Mulk Ayat 1–3 sangat penting diketahui kaum Muslimin.

Semoga tulisan ini semakin menambah pemahaman sehingga semakin melancarkan penghayatan makna surah Al Mulk. Surat Al-Mulk adalah surat urutan ke-67 pada Al-Qur’an. Surah Al Mulk ayat 1-30 tergolong surah makkiyah. Dinamakan surat Al Mulk artinya Kerajaan yang di ambil dari kata Al Mulk pada ayat pertama surah ini.
Bacaan surah Al-mulk ayat 1-30 yang bisa menolong orang yang siksa kubur lengkap dengan arab, latin, dan juga maknanya. Rabu, 20 September 2023;

Jakarta - . Surat surat Al-Mulk adalah salah satu surat Makkiyah dalam Al Quran. Sesuai golongannya, Al Mulk diturunkan di Mekkah sebagai surat ke 67 sebanyak 30 ayat. Dikutip dari situs Al Quran

Surat Al Mulk Ayat 1-30: Bacaan Arab, Latin dan Terjemahannya. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat Islam. Untuk itu sudah sepatutnya kita sebagai seorang muslim membaca dan juga mengamalkannya. Diantara sekian banyak surat di dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa surat yang memilki keutamaan luar biasa, salah satunya adalah surat Al mmv0byT.
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/542
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/243
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/264
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/440
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/103
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/418
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/436
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/147
  • tajwid surat al mulk ayat 1 30