Mengenal Orientasi Karyawan Baru. Orientasi adalah masa pengenalan atau penyesuaian agar seseorang dapat bersikap dengan benar. Orientasi bisa berlaku untuk banyak hal, seperti orientasi untuk siswa, mahasiswa, dan juga karyawan. Dalam hal ini, kita akan lebih fokus terhadap orientasi karyawan.

Seorang pengawas BK memerlukan keterampilan teknik dan keterampilan interaksi dengan guru BK yang disupervisi agar supervisi optimal dan efektif. Menurut Sahertian 200852 menegaskan bahwa teknik supervisi BK antara lain bersifat individual dan bersifat kelompok. Teknik yang bersifat individual seperti kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, inter-visitasi, penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, menilai diri sendiri. Selanjutnya teknik yang bersifat kelompok berupa pertemuan orientasi bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru, diskusi sebagai proses kelompok, tukar-menukar pengalaman, lokakarya, diskusi panel, seminar, demokrasi mengajar, perpustakaan jabatan, buletin supervisi, membaca langsung, mengikuti, organisasi jabatan, laboratorium kurikulum dan perjalanan sekolah untuk anggota staf. Senada dengan pendapat di atas, Anwar & Sagala 2013161 mengungkapkan bahwa teknik supervisi antara lain berupa kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang kegiatan belajar mengajar di kelas dan kunjungan antar kelas atau kelas sekolah sebagai usaha agar saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah tentang usaha perbaikan dalam proses belajar mengajar, dan pertemuan-pertemuan di kelompok kerja pemilik, kelompok kerja kepala sekolah serta pertemuan kerja guru, pusat kegiatan guru dan sebagainya. Secara lebih tersturktur Mashudi 2015153 mengemukakan bahwa teknik-teknik khusus supervisi BK meliputi pertemuan staf, kunjungan supervisi, buletin profesional, perpustakaan profesional, laboratorium kurikulum, penilaian konselor, demonstrasi bimbingan, pengembangan kurikulum, pengembangan petunjuk bimbingan, dawmawisata, lokakarya, kunjungan antar kelas, bacaan profesional, dan survei masyarakat sekolah. Teknik-teknik tersebut diatas dapat dikelompokan berdasarkan teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Sebagaimana uraiannya sebagai berikut. a. Teknik Supervisi Individual 1 Kunjungan Kelas Kunjungan kelasa adalah teknik pembinaan konselor oleh kepala sekolah dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar-mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan konselor. Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa juga atas dasar undangan dari konselor. 2 Obsevasi Kelas Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses bimbingan yang sedang berlangsung. Secara umum aspek-aspek yang diamati selama proses bimbingan yang sedang berlangsung. a Usaha-usaha dan aktivitas konselor-klien dalam proses bimbingan. b Cara menggunakan media bimbingan. c Reaksi mental para klien dalam proses belajar-mengajar. d Keadaan media bimbingan yang dipakai dari segi material. 3 Pertemuan Individual Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog dan tukar fikiran antara pembina atau supervisor dengan konselor, konselor dengan konselor, mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesional konselor. 4 Kunjungan Antar Kelas Konselor berkunjung dari satu kelas ke kelasa yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antar kelas ini, konselor akan memperoleh pengalaman baru dari teman sejawat mengenai pelaksanaan proses bimbingan, pengelolaan kelas dan sebagainya. 5 Menilai Diri Sendiri Menilai diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan profesional konselor. Penilaian diri sendiri memberikan informasi yang objektif kepada konselor tentang peranannya dikelas dan memberikan kesempatan kepada konselor untuk mempelajari metode. b. Teknik Supervisi Kelompok Sahertian, 200886 Pertemuan yang mana untuk mengantar guru-guru baru untuk memasuki suasana kerja yang baru. 2 Panitia Penyelenggara Pelibatan pengawas BK dalam kepanitiaan ini bertujuan untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas khusus ke-BK-an. Melalui teknik ini guru BK memperoleh pengalaman profesional dalam kerjasama secara kelompok. 3 Rapat Pengawas BK Rapat sebagai teknik supervisi BK bertujuan untuk memperbaiki kualitas kinerja guru BK dan program BKnya melalui sumbangan pikiran secara kooperatif. Hasil rapat tersebut harus di dokumentasikan. 4 Demonstrasi Pelaksanaan Layanan BK Pengawas BK mendemostrasikan cara pelaksanaan layanan BK yang efektif. Melalui demonstrasi itu guru BK dapat memperbaiki kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang pernah dilakukan sebelumnya. 5 Tukar Menukar Pengalaman Dalam pertemuan ini diadakan tukar-menukar pengalaman, saling memberi dan menerima dan saling belajar satu sama lain. 6 Lokakarya Pengawas BK menggunakan lokakarya sebagai teknik supervisi untuk membantu guru BK memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas mereka sehari-hari secara bersama-sama melalui bantuan konsultan yang kompeten. 7 Diskusi Panel Suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan atau pendengar 8 Seminar Suatu bentuk mengajar belajar berkelompok dimana sejumlah kecil orang mengadakan pendalaman atau penyelidikan tersendiri bersama-sama terhadap berbagai masalah dengan dibimbing secara cermat oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu tertentu. 9 Demonstrasi mengajar Supervisor meberikan penjelasan-penjelasan kepada guru-guru tentang mengajar yang baik setelah seorang guru yang baik memberikan penjelasan kepada guru-guru yang dikunjungi sebelumnya. 10Buletin Supervisi Salah satu alat komunikasi dalam bentuk tulisan yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki situasi mengajr-belajar. Suatu tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru-guru memperoleh sumber-sumber materi untuk menambah pengalaman mereka dalam rangka program inservice education. Supervisi yang baik adalah yang dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta mampu mengubah perilaku guru BK dalam pelayanan konseling di sekolah. Supervisi bukan merupakan kegiatan tunggal, tetapi melainkan serangkaian kegiatan yang teratur dan beraturan, berhubungan, berkesibambungan dan diarahkan kepada suatu tujuan. supervisi akan terlaksana dengan efektif jika dalam pelaksanaanya memperhatikan langkah-langkah yang terarah dan sistematis. Berdasarkan paparan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pembinaan/bantuan, arahan, bimbingan dan dorongan yang dilakukan pengawas BK kepada guru BK dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan paparan di atas maka yang dimaksud dengan supervisi bimbingan dan konseling ini adalah supervisi yang dilakukan oleh supervisor dalam rangka melakukan pembinaan, pemantauan dan penilaian kinerja guru pembimbing.

Program Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang, (2) jenis layanan dan kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, sasaran pelayanan (4) , dan (5) volume/beban tugas konselor.
SUPERVISIONAR E ORIENTAR O QUE E QUEM? SUPERVISÃO E ORIENTAÇÃO COMO INSTRUMENTO DE CRESCIMENTO Yolanda Pereira Morel* RESUMO Este artigo destina-se a abordar a necessidade de haver um trabalho conjunto do supervisor escolar com o orientador educacional nos estabelecimentos de ensino, seja da rede privada ou pública. Apresenta um mínio de histórico das duas funções, os conceitos e as atribuições de cada uma no contexto da sociedade. Por que é necessária a presença de supervisores escolares e orientadores educacionais na atualidade? Que importância há na presença destes profissionais nos estabelecimentos de ensino? Esta e outras questão serão brevemente abordadas, salientando que uma escola sem estes profissionais tornará muito difícil o pleno e regular funcionamento e o alcance da tão sonhada qualidade de ensino. PALAVRAS-CHAVE Supervisor Escolar. Orientador Escolar. Educação. RESUMEN Este artículo se dirige a abordar la necesidad de un trabajo conjunto del supervisor escolar con el orientador educativo en los centros de enseñanza, ya sea de la red privada o pública. Presenta un mínimo de histórico de las dos funciones, los conceptos y las atribuciones de cada una en el contexto de la sociedad. ¿Por qué es necesaria la presencia de supervisores escolares y orientadores educativos en la actualidad? ¿Qué importancia hay en la presencia de estos profesionales en los centros de enseñanza? Esta y otras cuestiones se abordarán brevemente, subrayando que una escuela sin estos profesionales hará muy difícil el pleno y regular funcionamiento y el alcance de la tan soñada calidad de enseñanza. PALABRAS CLAVE Supervisor Escolar. Orientador Escolar. Educación. INTRODUÇÃO É importante ser/ter um supervisor escolar e um orientador educacional trabalhando juntos nos estabelecimentos de ensino? Desde que o mundo é mundo, toda e qualquer ação precisa ser planejada, orientada e supervisionada para que a mesma tenha êxito. Nos primórdios, todos eram orientados e supervisionados por alguém que possuía ou se autodeterminava certa capacidade e habilidade para fazê-lo com autoridade. O marido orientava e supervisionava sua mulher, as mães o faziam com seus filhos, os patrões com seus empregados, reis com seus lacaios e assim por diante. Passaram-se muitas gerações e a humanidade foi se modernizando, se aprimorando no seu pensar e fazer, mas nunca se deixou de orientar e supervisionar algo ou alguém. Surgiu a escola e, com ela, a orientação e a supervisão foram intensificadas com relação a professores e alunos. No início o diretor de escola ou inspetor de ensino desempenhava estas funções, porque não existia cursos de formação específica para o exercício destes cargos. Depois surgiu a figura do Auxiliar do Diretor contribuindo nas tarefas, muito mais no intuito de fiscalizar do que assessorar. Era o tal de “vigiar e punir”, que aborda o problema da institucionalização do poder citado por Michel Foucault em 2007. A seguir teremos um mínimo de histórico das duas funções. REFERENCIAL TEÓRICO A história da educação informa que A supervisão no Brasil surgiu a partir da Reforma Francisco Campos, com o Decreto de 1931. Ainda no século XIX, com o PA-AEE Programa Americano-Brasileiro de Assistência ao Ensino Fundamental foram formados os primeiros supervisores, com vista na sua atuação no ensino primário, conhecido por “elementar”. A finalidade desta atuação, segundo o que se pregava, era a modernização do ensino e o preparo do professor leigo. A formação ofertada aos supervisores pioneiros dava ênfase aos métodos e técnicas de ensino, “sendo a supervisão a ação necessária ao controle do trabalho docente” GIANCATERINO, apud LAGAR et al., 2013, p. 44. Assim, a Supervisão Escolar incorporou os pressupostos e a linguagem teórica da administração de empresas, implementando um serviço técnico desconectado política e ideologicamente, isto é, uma prestação de serviço neutra que escondia as forças que buscavam enfraquecer a participação social LAGAR et al., 2013, p. 45. A Orientação Educacional também tinha uma representação neutra com o destino no auxílio aos alunos com relação à sua formação moral, religiosa e cívica duvidosamente comprometida com o pedagógico e a formação da cidadania. Nas escolas onde foi implementada a Orientação Educacional tinha característica de Orientação Vocacional. No Brasil, ela surgiu na década de 20 na ânsia de que todos os problemas, em que os alunos estivessem envolvidos, fossem resolvidos. Para atender as demandas, foi preciso estabelecer conceitos para realizar uma reflexão séria sobre cada profissional da educação no intuito de esclarecer o que compete à cada um e as consequências. Desta maneira, foi preciso ter uma outra visão daquela estabelecida no século IX e XX. Uma visão para além do horizonte na tentativa de enxergar o impossível, ultrapassar o que os olhos veem. Mas, quem são estes profissionais? São profissionais da educação que trabalham com e não para alguém, aquele que se qualifica/habilita/capacita na Pedagogia com habilitação em Supervisão Escolar ou Orientação Educacional ou que, depois da licenciatura, se especializa em nível de pós-graduação lato sensu. Para melhor entender, é preciso ater-se às atribuições que cada um possui. Assim sendo, a Orientação Educacional tem como deveres fundamentais que orientam sua prática, conforme Dobjensk 2013, Pontuar aspectos ligados à sua conduta como profissional envolvido com a educação, respeitar os direitos da pessoa humana em todos os aspectos e lutar pela expansão da orientação profissional assim descreve o código de ética elaborado em 1979. Também deve construir um ambiente escolar de alegria, satisfação e confiança, num clima descontraído, sem medos, frustrações e humilhações. Da mesma forma deve desempenhar as funções de assistência ao professor, aos pais, às pessoas da escola com as quais os alunos mantêm contatos significativos, no sentido de que estes se tornem mais preparados para entender as necessidades dos alunos, tanto com relação aos aspectos cognitivos, como afetivos. De acordo com Grinspun 2001, a Orientação Educacional, hoje, busca a totalidade do aluno, no sentido de ampliar o conhecimento dele enquanto ser humano, na construção da personalidade para ser partícipe consciente e ativo da sua própria história de vida, investindo na valorização da realidade de cada aluno. Segundo oDecreto no de 26 de setembro de 1973queregulamenta a Lei nº de 21 de dezembro de 1968, que provê sobre o exercício da profissão de Orientador Educacional, tem-se que Art. 8º São atribuições privativas do Orientador Educacional a planejar e coordenar a implantação e funcionamento do Serviço de Orientação Educacional em nível de 1 - Escola; 2 - Comunidade. b planejar e coordenar a implantação e funcionamento do Serviço de Orientação Educacional dos órgãos do Serviço Público Federal, Municipal e Autárquico; das Sociedades de Economia Mista Empresas Estatais, Paraestatais e Privadas. c coordenar a orientação vocacional do educando, incorporando-o ao processo educativo global. d coordenar o processo de sondagem de interesses, aptidões e habilidades do educando. e coordenar o processo de informação educacional e profissional com vista à orientação vocacional. f sistematizar o processo de intercâmbio das informações necessárias ao conhecimento global do educando. g sistematizar o processo de acompanhamento dos alunos, encaminhando a outros especialistas aqueles que exigirem assistência especial. h coordenar o acompanhamento pós-escolar. i ministrar disciplinas de Teoria e Prática da Orientação Educacional, satisfeitas as exigências da legislação específica do ensino. j supervisionar estágios na área da Orientação Educacional. l emitir pareceres sobre matéria concernente à Orientação Educacional. Art. 9º Compete, ainda, ao Orientador Educacional as seguintes atribuições a participar no processo de identificação das características básicas da comunidade; b participar no processo de caracterização da clientela escolar; c participar no processo de elaboração do currículo pleno da escola; d participar na composição caracterização e acompanhamento de turmas e grupos; e Participar do processo de avaliação e recuperação dos alunos; f Participar do processo de encaminhamento dos alunos estagiários; g participar no processo de integração escola-família-comunidade; h realizar estudos e pesquisas na área da Orientação Educacional. Tomou-se conhecimento da Orientação Educacional, agora ver-se-á um pouco da Supervisão Escolar. Supervisionar é dinamizar. Instituição que não possui uma supervisão ou uma Coordenação Pedagógica, possui um nó cego. Os professores se sentem sem referência a partir do momento em que outra pessoa não habilitada tenta conciliar funções administrativas, financeiras, pedagógicas como o diretor, por exemplo. O Supervisor Escolar é fundamental para “selecionar, agregar, reunir e transformar todo conhecimento gerado no ambiente escolar, na dinâmica atual. Senão, não há aprendizagem e planejamento que se sustente por nenhum tempo” COLUNISTA PORTAL EDUCAÇÃO, 2012. Ser Supervisor Escolar é ibidem * superar visões fragmentadas * unir conhecimento * potencializar o profissional * entender as com vivências no cotidiano escolar * retomar os pontos de aprimoramento * visionar a relação professor e aluno * ordenar o planejamento e sua implantação * reorganizar propostas anteriores Desta maneira, a cada mudança ocorrida na educação e no mundo, novos desafios surgem para o professor e, consequentemente, para a Supervisão Escolar. Cada vez mais é maior a necessidade de o professor ser assessorado por este profissional da educação pois ele integra os elementos da estrutura organizacional. De acordo com a Lei n°. 7132, de 13 de janeiro de 1978, verbis “Síntese dos Deveres”, quando da criação dos cargos no Quadro de Carreira do Magistério Público Estadual, no Governo de Sinval Guazzelli, aprovada pela Assembleia Legislativa do Estado do Rio Grande do Sul, tem-se que o Supervisor Escolar deva • Assessorar os sujeitos hierárquicos em assuntos da área da supervisão escolar; • Participar do planejamento global da escola • Coordenar o planejamento do ensino e o planejamento do currículo; • Orientar a utilização de mecanismos e instrumentos tecnológicos em função do estágio de desenvolvimento do aluno, dos graus de ensino e das exigências do Sistema Estadual de Ensino do qual atua; • Avaliar o grau de produtividade atingido à nível de Escola e à nível de atividades pedagógicas; • Assessorar aos outros serviços técnicos da escola, visando manter coesões na forma de se permitir os objetos propostos pelos sistema Escolar; • Manter-se constantemente atualizado com vistas a garantir padrões mais elevados de eficiência e de eficácia no desenvolvimento do processo, de melhoria curricular em função das atividades que desempenha. Traçar as diretrizes das metas prioritárias a serem ativadas no Processo de Ensino, considerando a realidade educacional do sistema face aos recursos disponíveis e de acordo com as metas que direcionam a ação educacional; - Participar do planejamento global da Escola, identificando e aplicando os princípios de supervisão na Unidade Escolar, tendo em vista garantir o direcionamento do Sistema Escolar; - Coordenar o planejamento de ensino, buscando formas de assegurar a participação atuante e coesiva da ação docente na consecução dos objetivos propostos pela Escola; - Realizar e coordenar pesquisas, visando dar um cunho científico e ação educativa promovida pela Instituição; - Planejar as atividades do serviço de Coordenação Pedagógica, em função das necessidades a suprir e das possibilidades a explorar, tanto dos docentes e alunos, como da comunidade; - Propor sistemática do fazer pedagógico condizente com as condições do ambiente e em consonância com as diretrizes curriculares; - Coordenar e dinamizar mecanismos que visam instrumentalização aos professores quanto ao seu fazer docente. Assim sendo, Supervisores Escolares e Orientadores Educacionais, são profissionais que devem trabalhar juntos, em equipe e não carregar a escola nas costas, nem ficar “apagando incêndios” no cotidiano porque são profissionais pesquisadores, articuladores, mediadores do fazer pedagógico e que, também, ensinam. São profissionais da educação que buscam o conhecimento para alimentar a prática e fornecer subsídios para a ação-reflexão imprescindíveis na formação tanto docente quanto deles próprios. Devem estar, sempre, antenados, abertos para o que acontece à sua volta na escola e na sociedade. Possuem liderança e não contornam os obstáculos, e, sim os ultrapassa. São profissionais que creem onde ninguém mais acredita. São aqueles, que, quando observam, enxergam o geral, as minúcias e as entrelinhas. São profissionais que se reúnem com toda equipe diretiva para discutir, refletir e tomar conhecimento do que cada um tem em suas funções e atribuições, respeitando seus espaços e competência de forma que o trabalho possa ser executado harmoniosamente. Supervisores Escolares e Orientadores Educacionais precisam ter uma identidade pedagógica. Devem se questionar QUEM SOU EU? Porque cada um tem uma forma peculiar de ver o mundo, a educação, a escola, a docência, os alunos e, principalmente, de enfrentar situações inesperadas no ambiente educacional. Estes profissionais filtram tudo a partir das lentes das experiências, da personalidade, das formas de perceber, de sentir e avaliar-se e aos outros. Na construção da identidade pedagógica é importante observar como se veem, como sentem, como se situam com relação a escola e seu contexto. É importante reconhecer as qualidades, valorizá-las, destacá-las e buscar formas de colocá-las em prática, escolhendo situações em que estas sejam mais necessárias. Estar atentos ao que acontece e ir antecipando, prevendo, testando, avaliando. Estes profissionais zelam pela formação dos alunos como cidadãos, ajuda os professores a compreender os comportamentos das crianças e cuida das relações com a comunidade. Zelam pelo processo de ensino-aprendizagem e formação dos estudantes por meio do auxílio ao docente na compreensão dos comportamentos das crianças. Ou seja enquanto o Supervisor Escolar se ocupa com o planejamento, com o processo ensino-aprendizagem, no cumprimento do currículo, o Orientador Educacional se preocupa com o chamado currículo oculto. Nele, entram aspectos que as crianças aprendem na escola de forma não explícita valores e a construção de relações interpessoais e tanto um como o outro interferem no pleno e regular desenvolvimento do ser humano que precisa aprender. Aprender a aprender é o grande desafio da escola de hoje. Mais que acumular informações, é preciso aprender a aprender, porque a toda hora surge um conhecimento novo. A toda hora, nesse mundo de mudança, é preciso desenvolver habilidades que conectem as pessoas. Com relação ao aprender a conviver, a possibilidade de acesso à informação aumenta, mas a habilidade relacional diminui e quando fala-se em habilidade relacional, inclui-se a família que precisa ser aliada da escola. Eis o grande paradoxo do mundo moderno SOBREIRA, 2015. Tínhamos certeza de como as famílias funcionavam. Atualmente, com diferentes constituições familiares e ritmos de vida diversos, talvez, a família seja um grupo de pessoas que têm a chave da mesma casa. E, continuamos professores/educadores enviando tarefas para casa que exigem tempo e participação integral da família. Aliado a isto também, não conseguimos estabelecer o diálogo necessário ibidem, p. 12. Com isso, a escola precisa mudar seus conceitos. No século XX dizia-se, para a família, que a escola era extensão dela. Era importante este conceito. Mas foi o que mudou as relações, que deturpou o papel da escola. Se a escola é a segunda casa do indivíduo, então, a casa precisa ser a primeira escola. Escola e família são duas instituições que se completam, mas não são as mesmas. Escola é espaço plural, família é espaço individual. É importante que as pessoas entendam que a escola é somente um dos pontos de aprendizagem e, que, quanto mais diálogo houver, mais seguro será o processo de formação principalmente com relação a quais valores orientam o agir humano. E, para que isso aconteça, se faz necessária a presença do Supervisor Escolar e do Orientador Educacional porque supervisionar e orientar requer Superação dos desmandos Superação do desrespeito Superação da desvalorização Superação da desqualificação... Assim, é preciso ter a coragem de denunciar tudo isso por respeito às crianças e jovens que estes profissionais representam, enquanto educadores que são. E é por isso que o Supervisor Escolar e o Orientador Educacional tem que ser um profissional de excelência, que, junto com seus colegas regentes de classe, “não deixa nenhum aluno para trás” ou que “não perde nenhum aluno” ou que garante a todos, sem exceção, a aprendizagem de tudo o que todas as crianças e jovens precisam e podem aprender, no seu tempo e no seu ritmo, para serem os melhores e mais felizes cidadãos do mundo. É inadmissível que estes profissionais sejam reféns do novo, escravos do velho, porque educa-se hoje com valores recebidos ontem, para pessoas que são do amanhã. Os valores de ontem são conhecidos, os de hoje são percebidos alguns, os de amanhã não se sabe. Se for usado só os de hoje não se educa, complica-se. Se for usado só os de ontem, também não se educa, condiciona-se. Se for usado os de amanhã não se educa, faz-se experiências à custa das crianças e jovens. Se forem usados os três sofre-se, mas educa-se. Por isso, educar é perder sempre, sem perder-se. Educa quem for capaz de fundir ontens, hojes e amanhãs, transformando-os em um presente onde o amor e o livre arbítrio sejam as bases. E educar, quanto mais o mundo muda e quanto mais informações se tem, ainda é um ato de amor, conforme cita Fernanda Sobreira Diretora Geral de Inovação e Linguagem do Grupo RBS, no 13º Congresso do Ensino Privado Gaúcho do SINEPERS, 2015. CONCLUSÃO O ser humano necessita de plenas condições para se desenvolver física, psicológica e socialmente com qualidade e, é no contexto escolar, que existe esta possibilidade. Para que isso fosse viável foi necessário que a Orientação Educacional saísse da área da Psicologia mudando seu enfoque, atendendo os paradigmas das Ciências Humanas e as atuais necessidades do mundo contemporâneo de maneira clara e transparente. Além disso, foi preciso que a Supervisão Escolar deixasse de ser uma ação meramente fiscalizadora. Agora, o olhar é para a construção de um novo cidadão participativo, consciente e comprometido com seu tempo e com os seus. Isso só é possível na ação conjunta entre Supervisão Escolar e Orientação Educacional que possui o mesmo objeto de trabalho o aluno. Para tanto é necessária a presença de Supervisores Escolares e Orientadores Educacionais na atualidade educacional, assim como é importante ser/ter estes profissionais da educação trabalhando juntos nos estabelecimentos de ensino. REFERENCIAS DOBJENSKI, Silmara Marcela. Atribuições do Orientador Educacional. 2013. Disponível em Acesso em 15/08/2017 LAGAR, Fabiana; SANTANA, Bárbara Beatriz de; DUTRA, Rosimeire. Conhecimentos Pedagógicos para Concursos Públicos. 3. ed. – Brasília Gran Cursos, 2013. PORTAL EDUCAÇÃO, Colunista. O que é atuar como Supervisor Escolar. Disponível em Acesso em 18/08/2017 SOBREIRA, Fernanda. Educar hoje novas posturas diante dos
psikologis. Karena sifat normatif pedagogis ini maka fokus orientasi bimbingan dan konseling adalah pengembangan perilaku yang seharusnya dikuasai oleh individu untuk jangka panjang; menyangkut ragam proses perilaku pendidikan, karir, pribadi, keluarga, kemasyarakatan, dan proses pengambilan keputusan. Seorang konselor hendaknya Daftar Isi Pengertian Supervisi Jenis-jenis Supervisi 1. Supervisi Akademik 2. Supervisi Administrasi 3. Supervisi Lembaga 1. Supervisi Konvensional 2. Supervisi Artistik 3. Supervisi Pendidikan 4. Supervisi Klinis Tujuan Supervisi Manfaat Supervisi - Secara umum, supervisi adalah istilah pengawasan, pemeriksaan, serta inspeksi. Dalam hal ini, orang yang melakukan kegiatan supervisi disebut dari oleh R Mida Hayati, secara etimologis istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu "supervise" yang artinya mengawasi. Sementara beberapa sumber lainnya menyatakan supervisi berasal dari dua kata "superior" dan "vision" yang digabung menjadi "supervision".Lalu, apa itu supervisi dan tugasnya? Ketahui jenis, tujuan hingga manfaat supervisi berikut ini. Menurut Cambridge Dictionary, supervisi adalah aktivitas untuk memastikan bahwa semuanya dilakukan dengan benar, aman, dan lain-lain. Dalam dunia pendidikan, supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa saja yang sudah dilaksanakan, menilainya, hingga yang didefinisikan Purwanto dalam oleh R Mida Hayati, arti supervisi adalah pengawasan berupa suatu aktivitas pembinaan, yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara supervisi adalah usaha yang bertujuan untuk memberikan layanan kepada guru-guru agar mampu memperbaiki pengajaran dan kurikulum. Fungsi supervisi pendidikan adalah untuk penelitian, penilaian, perbaikan dan itu supervisi pada guru? supervisi pada guru merupakan usaha memberi pelayanan, agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta hanya sekedar pengawasan fisik tapi juga terhadap material. Misalnya, seperti pengawasan terhadap kegiatan akademik proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap situasi belajar dan supervisi bisa dibilang untuk membantu guru. Namun, dalam konteks yang luas juga menyangkut tentang komponen sekolah yang lain, seperti komponen tata usaha, sarana, serta lingkungan sekolah. Pihak yang melakukan supervisi yaitu kepala sekolah sebagai supervisor. Kegiatan supervisi bisa dilakukan secara efektif, seperti kunjungan kelas, diskusi kelompok, pembinaan individual, serta simulasi SupervisiMenurut Suhardan dalam suatu jurnal ilmiah dari laman secara umum, jenis-jenis supervisi, yaitu1. Supervisi AkademikSupervisi akademik adalah jenis supervisi yang berfokus tentang pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik. Dalam hal ini, terkait hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran proses pembelajaran2. Supervisi AdministrasiSupervisi administrasi yaitu supervisi yang menitik beratkan pada pengamatan supervisor terhadap aspek-aspek administrasi, yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya Supervisi LembagaSupervisi lembaga merupakan kegiatan pengamatan supervisor terhadap aspek- aspek yang berada di sentral. Kalau kita lihat, supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran, sedangkan supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja menurut Sahertian ada beberapa jenis supervisi pendidikan, yaitu1. Supervisi KonvensionalSupervisi konvensional merupakan jenis supervisi yang beranggapan bahwa supervisor sebagai seseorang yang memiliki kekuatan untuk menentukan nasib kepala sekolah serta guru. Model jenis supervisi ini yaitu supervisor selalu mencari kesalahan orang yang di dalam menjalankan tugasnya cenderung sewenang- wenang. Bahkan, ada juga yang tidak menerima masukan dari orang yang disupervisi meskipun usulan yang disampaikan itu Supervisi ArtistikDalam melaksanakan tugasnya supervisi ini harus berpengetahuan, berketrampilan, dan memiliki sikap yang baik. Adapun salah satu ciri model supervisi artistik yaitu memerlukan perhatian untuk lebih banyak mendengarkan daripada Supervisi PendidikanSupervisi pendidikan atau ilmiah adalah supervisi yang dilaksanakan pengawas atau kepala sekolah, untuk menilai kinerja kepala sekolah maupun guru, dengan cara memberikan angket. Cirinya yaitu kegiatannya dilaksanakan secara berencana serta berkesinambungan berkelanjutan.4. Supervisi KlinisSupervisi klinis merupakan supervisi yang dilakukan berdasarkan keluhan dari guru yang disampaikan kepada supervisor. Supervisi klinis berfokus pada peningkatan pembelajaran dengan melalui siklus yang sistematik, yang bertujuan mengadakan perubahan menggunakan cara yang SupervisiTujuan kegiatan supervisi adalah untuk memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana serta memperbaiki proses dan hasil belajar mengajar. Dalam laman disebutkan beberapa tujuan supervisi setidaknya dalam dunia pendidikan untuk para guru adalah sebagai berikutMembina guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan, serta membantu peranan sekolah mencapai tujuan kesanggupan guru untuk mempersiapkan peserta didik, menjadi anggota masyarakat yang guru mengadakan diagnosis dengan kritis, serta dalam kesulitan kesadaran guru dan warga sekolah tentang tata kerja yang demokratis dan guru untuk bisa mengevaluasi aktivitasnya, untuk tujuan aktivitas perkembangan peserta 'esprit de corps' guru, yang menjadi rasa kesatuan dan persatuan antar komunikasi dan saling mengawasi di dalam suatu SupervisiSupervisi bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang dilakukan melalui kerjasama antara guru, peserta didik, hingga warga menjadi penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur terkait pendidikan agar lebih kemampuan guru dalam hal memimpin serta membimbing peserta tadi penjelasan tentang artinya supervisi, proses ataupun usaha untuk memberi pelayanan supaya guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugasnya kepada peserta didik. Semoga penjelasan tadi bisa menambah pengetahuan detikers ya! Simak Video "Pesona Wisata Sumenep Pantai, Sejarah, dan Tradisi" [GambasVideo 20detik] khq/fds
Padahakekatnya masalah secara umum menunjuk pada adanya kesenjangan antara keadaan sekaran (pencapaian) dengan tujuan. Dalam penelitian mengacu pada fokus yang dipandang belum selesai dalam tataran teoritik dan praktik atau lebih seringnya dikatakan bahwa adanya kesenjanan antara teori dan praktik (kenyataan) dan memerlukan penyelesaisan (Sugiharto & Mulawarman, 2007: 8).
Supervisi pendidikan adalah upaya teknis pelayanan profesional dengan tujuan utama untuk mempelajari dan memperbaiki bersama-sama para pendidik dalam membimbing dan mempengaruhi perkembangan peserta didiknya Azis, 2016, hlm. 32. Dengan kata lain, supervisi ialah suatu kegiatan yang disediakan dan dilaksanakan untuk membantu para guru agar menjalankan pekerjaan mereka dengan lebih baik. Lebih lanjut Purwanto 2010, hlm. 76 menjelaskan bahwa supervisi pendidikan adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian serta kecakapan guru-guru seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran, dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penliaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dsb. Artinya, supervisi pendidikan adalah aktivitas pembinaan sistematis dan terencana dari pemimpin lembaga pendidikan kepada tenaga teknis sekolah agar melakukan pekerjaan mereka secara lebih efektif dan efisien. Tujuannya sendiri tidaklah terbatas pada pelaksanaan pengajaran pendidik menjadi lebih baik, akan tetapi secara keseluruhan dari segala aspek kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Sementara itu menurut Priansa 2021, hlm. 84 supervisi pendidikan adalah usaha memberi pelayanan agar guru atau tenaga pengajar menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik Priansa, 2021, hlm. 84. Hal tersebut senada dengan pengertian supervisi pendidikan dari sudut pandang manajemen pendidikan yang berarti usaha untuk menstimulus, mengoordinir, dan membimbing guru secara terus-menerus baik individu maupun kolektif agar memahami secara efektif pelaksanaan aktivitas mengajar dalam rangka pertumbuhan murid secara berkelanjutan Sagala, 2018, hlm. 230. Dapat disimpulkan bahwa apa itu supervisi pendidikan adalah pelayanan profesional berupa pembinaan sistematis dan terencana kepada seluruh tenaga pendidik dan teknis sekolah agar mampu menjalankan tugas melayani peserta didik dalam segala aspek penyelenggaraan pendidikan seperti kegiatan belajar-mengajar yang lebih baik dan fasilitas yang lebih kondusif untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan dengan lebih efektif dan efisien. Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan Telah dijelaskan sebelumnya bahwa supervisi pendidikan menyangkut seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan, tidak terbatas pada penyelenggaraan pembelajaran saja. Oleh karena itu, supervisi pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang di antaranya adalah sebagai berikut. Supervisi Akademik Yaitu yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalahmasalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran. Supervisi Administrasi Yakni supervisi yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan pelancar terlaksananya pembelajaran. Supervisi Lembaga Merupakan supervisi pendidikan dengan fokus pada pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di lembaga pendidikan. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan nama baik atau kredibilitas lembaga pendidikan Suhardan, 2014, hlm. 47. Tujuan Supervisi Pendidikan Tujuan supervisi pendidikan harus sama dengan tujuan Pendidikan Nasional yang disampaikan pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2003 melalui perbaikan serta peningkatan kegiatan belajar mengejar. Selain itu, menurut Gunawan dalam Azis, 2016, hlm. 37 beberapa tujuan dari supervisi pendidikan di antaranya adalah sebagai berikut. Membina guru-guru untuk lebih memahami tujuan umum pendidikan. Dengan demikian agar menghilangkan anggapan tentang adanya mata pelajaran/bidang studi penting/tidak penting, sehingga setiap guru mata pelajaran dapat mengajar dan mencapai prestasi maksimal bagi siswa-siswinya. Membina guru-guru mengatasi problem-problem siswa demi kemajuan prestasi belajarnya. Membina guru-guru dalam mempersiapkan siswa-siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif, kreatif, etis, serta strategis. Membina guru-guru dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi, mendiagnosa kesulitan belajar, dan seterusnya. Membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang demokratis, kooperatif serta kegotongroyongan. Memperbesar ambisi guru-guru dan karyawan dalam meningkatkan mutu profesinya, Membina guru-guru dan karyawan dalam meningkatkan popularitas sekolahnya. Melindungi guru-guru dan karyawan meningkatkan popularitas sekolahnya. Melindungi guru-guru dan karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta kritik-kritik tak wajar dari masyarakat. Mengembangkan sikap kesetiakawanan dan kesejawatan dari seluruh tenaga pendidikan. Prinsip Supervisi Pendidikan Melihat dari tujuannya yang ditujukan untuk perbaikan serta peningkatan kegiatan belajar-mengajar, supervisi pendidikan haruslah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut. Supervisi bersifat ilmiah scientific yaitu bahwa supervisi memenuhi 3 kriteria sebagai prosedur ilmiah yakni a Sistematis karena dilakukan dengan cara teratur, melalui dengan perencanaan yang matang dan dilakukan secara kontinu; b Objektif karena dilakukan bukan atas prasangka individu, tetapi didasarkan atas informasi dan data yang nyata; c Menggunakan instrumen yang baik untuk mengumpulkan data sehingga data yang diperoleh benar-benar data yang terandalkan. Supervisi dilakukan dengan prinsip demokratis, karena perintah atau takut atasan tetapi dilakukan dalam situasi kekeluargaan, melalui musyawarah, saling memberi dan menerima. Supervisi dilakukan dengan cara kerja sama, kooperatif dan selalu mengarahkan kegiatannya untuk mencapai tujuan bersama dengan menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Supervisi bukan dilakukan dengan instruktif tetapi atas dasar kreativitas dan inisiatif guru sendiri, di mana supervisior hanya memberikan dorongan agar terciptanya situasi belajar mengajar dengan baik. Supervisi dilakukan dengan suasana terbuka, tidak sembunyi-sembunyi, tetapi dengan cara terus terang melalui pemberitahuan baik resmi maupun tidak resmi sehingga guru yang akan disupervisi sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa akan di supervisi. Supervisi bukan hanya tertuju kepada suatu atau lebih unsur yang ada di sekolah tetapi meliputi guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan obyeknya meliputi kurikulum, sarana, pembiayaan, kesiswaan, kegiatan humas, dan tata laksana Arikunto dalam Azis, 2016, hlm. 34. Sementara itu menurut Purwanto 2017, hlm. 117 beberapa prinsip supervisi adalah sebagai berikut. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarbenarnya reslistis, mudah dilaksanakan. Supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru dan pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi. Supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas dasar hubungan pribadi. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin prasangka guru-guru dan pegawai. Supervisi tidak bersifat mendesak otoriter karena dapat menimbulkan perasaaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan. j. Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas merasa kecewa. k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif. Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang negatif. Sedangkan korektif yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah di perbuat. Dan kooperatif berarti bahwa mencari kesalahankesalah atau kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaikinya ndilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang diawasi. Fungsi Supervisi Pendidikan Menurut Sweringan dalam Azis, 2016, hlm. 37 terdapat delapan fungsi utama dari supervisi pendidikan yang di antaranya adalah sebagai berikut. Mengkordinasi semua usaha sekolah. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Memperluas pengalaman guru. Menstimulus usaha-usaha yang kreatif. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Menganalisis situasi belajar mengajar. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf. Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru. Sementara itu menurut Maryono 2011, hlm. 23 fungsi supervisi pendidikan terdiri atas beberapa fungsi utama yang di antaranya adalah sebagai berikut. Penelitian Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Penilaian Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar siswa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. Perbaikan Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru. Pembinaan Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru tentang cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini dapat dilakukan dengan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi, konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi. Referensi Azis, R. 2016. Pengantar administrasi pendidikan. Yogyakarta Penerbit Sibuku. Maryono. 2011. Dasar-dasar dan teknik menjadi supervisor pendidikan. Yogyakarta Arruz Media. Priansa, 2021. Manajemen supervisi & kepemimpinan kepala sekolah cetakan ke-2. Bandung Alfabeta. Purwanto, 2017. Administrasi dan supervisi pendidikan Cet. 24. Bandung Remaja Rosdakarya. Sagala, S. 2018. Administrasi pendidikan kontemporer. Bandung Alfabeta. Suhardan, D. 2014. Supervisi professional. Bandung Alfabeta. Instrumentsupervisi BK rumusannya belum mencatumkan secara jelas dan spesifik terkait dukungan sistem pada pelayanan BK, dan intrumen supervisi BK belum menggali secara mendalam mengenai aspek yang harus dijabarkan oleh guru BK pada komponen layanan dasar dan layanan responsif mengenai persiapan administrasi, kesesuaian materi pelayanan
Leadership/Management Skills Leadership skills are soft skills essential for effective leadership so that supervisors know how to use the talents of their employees. Successful supervisors are careful to 'lead' their subordinates rather than 'boss' them. Accomplished supervisors motivate employees through a positive work climate where employees feel valued, where needed resources are provided, and where realistic goals are set and achieved. Productivity and quality are the results of an effective supervisor. An example of good leadership/management skills would be assigning a group of employees who have been ability-matched to work on a project together. This leader would design the team with a common purpose and empower them to accomplish the task. Communication Communication skills are soft skills that are crucial to a supervisor's success. Effective communication helps supervisors listen to the needs of both the organization and employees and create a clear, honest, and focused exchange of two-way communication. A good communicator fosters positive connections with employees and builds teamwork through convincing and confident verbal and non-verbal techniques. An example of good communication skills is listening to an employee's ideas or frustrations regarding feelings about a work situation. Collaboration Being open-minded and having the ability to communicate, organize, and remain flexible are positive characteristics of collaboration. Good supervisor skills embrace remaining open to new ideas from employees in order to foster a team spirit. This adaptability motivates employees to feel they are trusted and active participants in their work environment. Soliciting input for projects or long-term goals is an example of collaboration. Critical Thinking Solving problems through logic and research involves critical thinking. Supervisors with solid critical thinking skills have the ability to develop processes that are streamlined and effective for employees. These skills also help supervisors work through employee disputes, work independently and operate collaboratively when developing long-term goals. Critical thinking also occurs when supervisors need to strategize fix problems in order to make the company consistently productive. Critical thinking is a soft skill that supervisors use in almost every aspect of employee interaction. Financial Skills Most of the supervisors' decisions can make or cost a business a lot of money. For this reason, financial skills are identified as hard skills as they usually are developed through education or on-the-job experience. Financial skills enable supervisors to evaluate data to determine effectiveness for production, cost-saving measures, developing or balancing budgets. Most supervisors prepare financial data and reports for upper management to report progress or develop solutions. Project Management Project Management involves the process of planning, organizing, and controlling resources in order to achieve a task. This soft skill combines many of the other supervisory skills, such as effective communication and leadership/management skills. In project management, supervisors communicate the vision and mission of a project and use interpersonal skills to develop a compatible team so that a project can be completed in a timely and cost-saving manner. A good example of project management skills would be leading a new group to develop the design of a new car. Time/Priority Management This skill involves the process of planning, organizing, and controlling resources in order to achieve a task. Planning a project or developing fair employee schedules would require a supervisor to possess this soft skill. With this skill, supervisors are able to recognize effective multi-tasking, effective delegation, plan the length it would take to reach goals, and schedule tasks at the proper pacing. They also know how to streamline procedures in order to reduce waste, cost, To unlock this lesson you must be a Member. Create your account Having a solid balance of supervisory skills is important for an effective supervisor. While supervisors are not experts in all soft and hard skills, they do possess strengths in these areas that are enhanced through time and workforce professional development. Since supervisors typically are on the working end of management, they are the ones that have the most contact with employees and are responsible for reporting to upper management. Supervisors are also the ones on the ground level observing employees for potential advancement. A good supervisor is always willing to do anything they ask of their employees. Good supervisors are reflective practitioners in leading by example and setting the tone for the workplace; they also enable success in one's department via these skills. Without proper leadership, an organization becomes vulnerable as its employees lose confidence in the company and fail to produce or meet the company's goals. This could leave an organization financially vulnerable. A good supervisor spends time with employees. To unlock this lesson you must be a Member. Create your account A supervisor is a front-line manager that is on the ground and working alongside the employees. Good supervisor skills are a mix of soft and hard skills. Soft skills are social skills and consist of leadership/management, communication collaboration, critical thinking, project management, and time/priority management. Hard skills, such as financial skills, are technical skills that one learns through education or job experiences. To unlock this lesson you must be a Member. Create your account Management & LeadershipSupervisors may be on the lowest end of the management totem pole, but their leadership and management skills are absolutely essential to the success of any organization. Melissa is where the rubber hits the road; where the business of the business is done. She's on the production room floor making sure that her employees are getting the toys produced. She needs to be able to set goals and prioritize. She also has to be able to delegate tasks to capable subordinates. Melissa must also be able to develop and coach her employees. CommunicationMelissa also needs to have effective communication skills. She needs to be able to inspire and persuade. She also needs to be an active listener, which is being able to understand not only the content of a message, but also its intent and the circumstances that the message is being communicated. She also needs to be able to read non-verbal communication cues, such as hand gestures and facial expressions. CollaborationMelissa needs collaboration skills that allow her to work with others to accomplish group goals. This skill gives her the ability to form alliances and teams, establish rapport with superiors and subordinates and effectively negotiate. Critical ThinkingSupervisors need to be able to solve problems, and this means they must possess critical thinking skills. Melissa must be able to use logic and research to solve problems. She must be able to identify and avoid bias and errors in reasoning. She must also be able to come up with acceptable solutions to problems. She often must be able to do this under a high degree of pressure. Skill SetMeet Melissa. She's a supervisor at a company that manufactures toys. Her job is to oversee employees engaged in their assigned tasks and projects. Supervisors are front line mangers, which means that they are down on the ground and in the trenches. Melissa, like all supervisors, needs a specific set of skills to successfully supervise. In fact, the American Management Association has identified six essential skills that Melissa needs to master. You can find more information on the association's website. Let's take a quick look at each of these skills. Management & LeadershipSupervisors may be on the lowest end of the management totem pole, but their leadership and management skills are absolutely essential to the success of any organization. Melissa is where the rubber hits the road; where the business of the business is done. She's on the production room floor making sure that her employees are getting the toys produced. She needs to be able to set goals and prioritize. She also has to be able to delegate tasks to capable subordinates. Melissa must also be able to develop and coach her employees. CommunicationMelissa also needs to have effective communication skills. She needs to be able to inspire and persuade. She also needs to be an active listener, which is being able to understand not only the content of a message, but also its intent and the circumstances that the message is being communicated. She also needs to be able to read non-verbal communication cues, such as hand gestures and facial expressions. CollaborationMelissa needs collaboration skills that allow her to work with others to accomplish group goals. This skill gives her the ability to form alliances and teams, establish rapport with superiors and subordinates and effectively negotiate. Critical ThinkingSupervisors need to be able to solve problems, and this means they must possess critical thinking skills. Melissa must be able to use logic and research to solve problems. She must be able to identify and avoid bias and errors in reasoning. She must also be able to come up with acceptable solutions to problems. She often must be able to do this under a high degree of pressure. To unlock this lesson you must be a Member. Create your account
Manfaat Supervisi. -. Secara umum, supervisi adalah istilah pengawasan, pemeriksaan, serta inspeksi. Dalam hal ini, orang yang melakukan kegiatan supervisi disebut supervisor. Dikutip dari repository.radenintan.ac.id oleh R Mida Hayati, secara etimologis istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu "supervise" yang artinya mengawasi.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Kode mata kuliah Nama mata kuliah Bobot / SKS Semester Kelompok mata kuliah MKKBS Prasyarat Dosen Supervisi Bimbingan dan Konseling 2 dua 5 lima Mata Kuliah Keahlian Bidang Studi Lulus Manajemen BK dan Program BK Drs. Agus Taufiq, 0610 Ipah, Saripah, 2. Indikator Kompetensi dalam SKKI Mengembangkan kecakapan professional dan kualitas pribadi secara berkelanjutan 3. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa menguasi konsep dasar supervisi kinerja konselor guru BK dan mengembangkan sikap positif terhadap supervisi Bimbingan dan Konseling. 4. Deskripsi Isi Pokok-pokok bahasan mata kuliah ini meliputi 1. Konsep dasar Supervisi BK 2. Metodologi supervise BK 3. Pendekatan-pendekatan 4. Relasi supervisor dan supervisee 5. Supervisor yang efektif 6. Manajemen program supervisi BK 5. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran orang dewasa Metode Ceramah, Diskusi dan Observasi Tugas Kuis, Paper kelompok dan paper individual Media/Alat Perangkat LCD 6. Penilaia% dari 16 x tatap muka sebagai prasyaratn 1 Kehadiran tatap muka sebanyak 80 2 Tugas penyusunan dan penyajian paper kelompok pada tengah semester bobot 1 3 Aktivitas dalam perkuliahan, terutama dalam diskusi dan simulasi bobot 2 4 Ujian tengah semester bobot 2 5 Tugas individual pada akhir semester bobot 2 6 Ujian akhir semester bobot 3} 7. Topik/Materi Perkuliahan Pertemuan 1 Orientasi perkuliahan tujuan umum dan khusus serta rute perkuliahan Pertemuan 2 Pengertian, dan tujuan Supervisi BK Pertemuan 3 Supervisi dan mutu layanan profesional BK Pertemuan 4 Peranan dan Fungsi supervisi BK Pertemuan 5 Jenis-jenis dan orientasi supervisi BK Pertemuan 6 Proses Supervisi BK Pertemuan 7 Supervisi, konsultasi, evaluasi dan konseling Pertemuan 8 Pendekatan-pendekatan supervisi Pertemuan 9 Ujian Tengah Semester UTS Pertemuan 10 Metode dan Teknik langsung Pertemuan 11 Metode dan Teknik tidak langsung Pertemuan 12 Relasi Supervisor dan Supervisee konselor Pertemuan 13 Manajemen Program Supervisi BK Pertemuan 14 Supervisor BK yang Efektif Pertemuan 15 Supervisi Kelompok, Rekan Sebaya dan Self Supervision Pertemuan 16 Ujian Akhir Semester UAS 8. Kepustakaan 1. Bernard, and Goodyear, 1992, Fundamental of Clinical Supervision, Boston, London, Sydney, Tokyo, Singapore Allyn and Bacon. 2. Boyd, J., 1978, Counselor Supervision, Washington Sage Publications 3. Geraldine Shimpton, 2000, Supervision of Psychotherapy and Counseling, Buckingham – Philadelphia, Open University Press. 4.. Hawkins, P. and Shohet, R., 1997, Supervision in the Helping Professions, Milton Keynes – Philadelphia, Open University Press 5. Proctor, B., 2000, Group Supervision, London, New Delhi Sage Publications 6. Kaiser, 1997, Supervisory Relationships, Washington Brooks/Cole Publishing Company. MmmFzWS.
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/476
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/535
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/219
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/452
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/368
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/499
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/185
  • 6cv9plf9ta.pages.dev/109
  • jenis jenis dan orientasi supervisi bk